Rabu, 09 Maret 2011

cerpen


kamar,lalu di kunci dari luar.
       Aku tau pasti sekarang,orang-orang itu adalah maling yang sedang menggarap rumah paman herman. 
 
                                        




ik tanpa di Tanya

                                                  RATNA AYU.W.
                                                            IXBHANSIP DI KAMPUNGKU


   Rumah paman Herman Beradu pantat dengan rumah kami pagar belakang di beri pintu yang tak pernah di kunci hingga kami bisa saling berkunjung kapan saja.
   Sebelum paman Herman berangkat kejawa kemaren pagi, ia meninggalkan pesan.
   “Anto!paman pergi agak lama,bisa seminggu ajak teman-temanmu habis sekolah main pingpong di belakang.kulkas di kamar belakang sudah paman isi dengan coca cola.saya tinggali bola satu dus diatasnya.biar habgat suasananya.Hingga orang jahat enggan mampir.Sekarangkan banyak maling yang kerja disiang bolong.”
     “lalu malamnya bagaimana, paman?”       
     “saya sudah titipkan pada satu orang yang bisa di                                                
      Percaya buat mengamati.”
   Esok harinya saya main pingpong dibelakang rumah.hari masih pagi,karena sekolah di pulangkan lebih awal.para gurumau rapat di kantor Bupati.Bukan main senang daman ku ajak main pinpong dengan jaminin coca cola dingin.belum lama kami memanaskan tubuh, dating kecelakaan itu.Bola tinggi dating dari Daman yang langsung kuhunjam sekuat tenaga. Bola melejat diatas meja,lolos dari cegatan Daman lalu membentur pintu berbareng dengan itu daun pintu membuka,seseorang memjulurkan kepalanya keluar.Aku hampi bersorak mengira paman Herman sudah datang.tetapi sosok tubuh itu lain sekali.pundaknya padat seperti mau meledak dari kausnya yang ketat,dadanya memang lebar hingga kepalanya tampak kecil sekali.wajahnya papak persegi coklat berminyak,bibirnya yang tebal hampir tertutup seluruhnya oleh kumis hitam lega rambutnya pendek kaku saperti ijup,matanya yang kecil tertutup kacamata kelabu gelap.Disabuk kulit diselipkan clurit yang berkilat-kilat karena tajamnya.Ia meloncat turun langlung diterima seseorang yag jangkung dengan jaket hijau,dicengkerang leher bajunya,Duduk dibawah disamping tongkat perseniling.cerita daman ini dating kemudian dan semuanya di tutup hanya dengan satu kalimat pendek,”berteriak,gue tembak lu?”
        Ak u melangkah dengan kaki gemetar. Makin dekat wajah itu makin menyeramkan.barangkali aku lebih memilih wajah harimau untuk menatap nya wajah ini.
        Belum sampai ke pintu,ia menjulurkan tangan nya,aku di tar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar